Kelabunya waktu membuatku lelah
Kubaringkan diri di tengah bukit hijau
Memaksaku untuk memejamkan mata
Menikmati teriakan angin yang ingin menyapaku
Mencoba menghibur bahwa aku tak sendiri
Dari arah kiblat ku dengar suara langkah beradu lembut dengan ilalang
Semakin mendekat, dan terus mendekat
Kurasakan getaran hebat memacu jantung
Digenggamnya erat tangan mungilku
Kunikmati masa dimana aku dan dia menghirup udara yang sama
Tetap terpejam, tetap menengadahkan diri dibawah langit biru
Senja membukakan mataku
Melihat sosok pria yang sedari tadi menjagaku
Ku perhatikan ketulusan matanya
Ku balas senyum hangatnya
Tuhan, siapa pria ini?
Dia mampu membutakan hati
Apakah dia dikirimkan khusus untukku?
Akankah dia membantuku unuk berdiri tegak?
Atau dia hanya iba melihatku sendiri menjalani hari?
Siapapun dia, aku bersyukur Kau sempat menempatkan dia disampingku.
Kini siang bergantikan malam
Matahari pergi dengan tenang
Diikuti langit yang mulai redup
Silir-silir kedinginan merasuk
Mengurangi jarak duduk kita menatap langit
Ku pegang tangannya lebih erat
Ku sandarkan kepalaku diatas bahunya
Seketika hatiku tergoyah
Mmebuat air mata ini keluar begitu mudahnya
Menyadarkanku bahwa kebersamaan ini akan berjalan cepat
Perpisahan mengancam didepan
Membekaskan semua kenangan
Berikan aku waktu lagi, Tuhan
Aku ingin lebih lama menikmati bulan bersamanya
Menyatukan nafasku dengan nafasnya
Agar dia tau, bahwa aku mencintainya.
*aku tulis ini khusus untuk kamu,sebagai inspirasi.*
Senin, 02 September 2013
Jaga Malaikat Kecilmu
Akhirnya kini,
Kita dapat berbalas senyuman
Kita dapat bersentuh dengan kelembutan
Kita dapat saling memeluk dengan hangat
Kita dapat mengungkapkan rasa yang begitu hebat
Sayang.
Awalnya kelu mengucapkannya dari bibir ini
Perlahan memang aku mengejanya
Mengungkapkannya dihadapmu
Kaupun demikian.
Bergetar tiap ku dengar panggilan itu
Lembut, mengalir hingga jiwa ini bagai terbang diterpa angin
Hai kau, jaga benar malaikat kecilmu ini dengan kasih dan sayangmu
Dekap dia erat agar tak terlepas dari jeratmu
Teruslah berikan kenyamanan untuk dirinya
Karena kamu, orang yang dia cinta.
*aku tulis ini ketika sedang bersamamu :)
Kita dapat berbalas senyuman
Kita dapat bersentuh dengan kelembutan
Kita dapat saling memeluk dengan hangat
Kita dapat mengungkapkan rasa yang begitu hebat
Sayang.
Awalnya kelu mengucapkannya dari bibir ini
Perlahan memang aku mengejanya
Mengungkapkannya dihadapmu
Kaupun demikian.
Bergetar tiap ku dengar panggilan itu
Lembut, mengalir hingga jiwa ini bagai terbang diterpa angin
Hai kau, jaga benar malaikat kecilmu ini dengan kasih dan sayangmu
Dekap dia erat agar tak terlepas dari jeratmu
Teruslah berikan kenyamanan untuk dirinya
Karena kamu, orang yang dia cinta.
*aku tulis ini ketika sedang bersamamu :)
Minggu, 01 Juli 2012
Terbang bersama angan mu.
Di sudut
kamar sendiri bersama angin yang menyentuh bibirku lembut.
Tiba"
lewat lamunan kau hadir menghantui malam sunyi.
Lewat
dentingan melodi yang ku amati setiap nadanya
Lantunan
sajak kata yang terangkai menggambarkan dirimu, cinta.
ku pejamkan
mata, nafas ini begitu sesak untuk berhembus.
Merasakan
kehadiranmu membelai lembut disela tidur manisku.
Aku
tersenyum.
Sebab
sepertinya nafasku dan nafasmu saling beradu mengungkapkan rasa rindu.
Aku ingin
bayangmu terus memelukku hangat, membisikkan sajak istimewa sehingga ku
terlelap.
Menggenggam
erat tanganku dengan meyakinkan bahwa hadirmu akan terus menemani tak pantang
asa.
Lelahku pun
makin menjadi, semakin jauh aku terjatuh dalam mimpiku bersamamu.
Kau juga
hadir dalam bunga tidurku.
Sebegitu
berartinya kah kau sehingga terus hadir dalam setiap ceritaku ini?
Tiba"
mata ini terbuka perlahan, membubarkan mimpi-mimpi idiotku.
Ku liat
keluar jendela, bintang masih tetap berpijar dan bulan masih bersinar
ditempatnya.
Kembali ke
dunia nyata, sabtu malam ini ku yakin kau masih asik dengan wanitamu.
Dan aku
mengingatkanmu, jagalah "kepercayaanmu" terhadapnya dan tetaplah
pupuk rasa "nyaman" walau akan ada jarak diantara kalian :)
~Abith-16~
Sabtu, 23 Juni 2012
Saksi Bisu
Selasa, 19 Juni 2012.
Berat melepas buliran ini jatuh dari permadaninya.
Meskipun hati sudah tak kuat untuk menahannya.
Tertegun memandang mu berjalan menyusur koridor sekolah.
Dengan merahmu kau berjalan gagah mengikuti arah.
Bisik temanku, kau hendak memamerkan senyumanmu untukku.
Namun, aku tak kuasa menatapmu.
Ketika aku memperhatikan langkahmu, aku harus cepat membuang pandanganku darimu.
Agar kamu tak mengetahui bahwa kau telah mencuri tatapanku.
Tiba-tiba rasa penyesalan itu datang menghantui.
Mengapa aku tak dapat menikmati senyuman yang kau lemparkan padaku?
Atau kah, senyuman itu bukan hanya untukku?
Aku tak berani melontarkan beribu tanya padamu.
Karna untuk saling sapa saja bukan hal yang mudah.
Aku hanya ingin suatu saat nanti aku dapat menangkap pandanganmu yang tertuju padaku.
~Abiith-16~
Berat melepas buliran ini jatuh dari permadaninya.
Meskipun hati sudah tak kuat untuk menahannya.
Tertegun memandang mu berjalan menyusur koridor sekolah.
Dengan merahmu kau berjalan gagah mengikuti arah.
Bisik temanku, kau hendak memamerkan senyumanmu untukku.
Namun, aku tak kuasa menatapmu.
Ketika aku memperhatikan langkahmu, aku harus cepat membuang pandanganku darimu.
Agar kamu tak mengetahui bahwa kau telah mencuri tatapanku.
Tiba-tiba rasa penyesalan itu datang menghantui.
Mengapa aku tak dapat menikmati senyuman yang kau lemparkan padaku?
Atau kah, senyuman itu bukan hanya untukku?
Aku tak berani melontarkan beribu tanya padamu.
Karna untuk saling sapa saja bukan hal yang mudah.
Aku hanya ingin suatu saat nanti aku dapat menangkap pandanganmu yang tertuju padaku.
~Abiith-16~
Rabu, 13 Juni 2012
Lebih Lama Menunggu.
Tak tahukah kau seperih apa perasaan hati yang tak berbalas? Menanti sesuatu yang tak kunjung datang?
Hari berganti hari, tetapi arah hatiku tak pernah berubah- selalu tertuju kepadamu. Aku tak pernah jenuh menunggu... Menunggu untuk kau cintai. Namun, kau hanya menganggapku lalu. Seperti tak kasat mata aku bagimu.
Terkadang lelah menyuruhku menyerah, memintaku berhenti melakukan perbuatan sia-sia dan mulai mencari cinta baru. Namun, bagaimana mungkin aku sanggup melakukannya, kalau semua tentangmu mengikuti seperti bayangan menempel di bawah kakiku? Dan bagaimana pula caranya membakar habis semua rindu yang bertahun-tahun mengendap di hatiku?
Aku berharap mendapatkan jawaban darimu. Namun, kau tetap membisu, membuatku lebih lama menunggu.
Langganan:
Postingan (Atom)